Jakarta, SKJENIUS.COM. - Setelah 27 tahunan BERGERAK dan BERGELUT serta BERUPAYA memberi SOLUSI atas berbagai PROBLEMA KEHIDUPAN yang dihadapi masyarakat, dapatlah diambil kesimpulan bahwa kondisi sebagian besar Umat Islam Indonesia yang saat ini TERMARJINALKAN, bahkan TERPURUKdalam KEMISKINAN atau sulit melepaskan diri dari JERATAN riba, adalah akibat POSISI Umat LEMAH dalam POLITIK, serta kurangnya mereka mendalami aspek SPIRITUAL ajaran Islam.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Syura Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA), Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman dalam Diskusi Virtual bertema “Umat Islam Tak Akan Kuat Secara Politik Bila Lemah Ekonomi”, yang diselenggarakan Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu secara Online. “Padahal Allah SWT telah menetapkan bahwa kaum muslimin adalah umat yang terbaik diantara manusia. Status ini diberikan kepada kaum mulimin agar mereka menjadi pemimpin dan penuntun bagi umat-umat lain”, imbuhnya.
Kyai Ageng Menyampaikan sebuah firman Allah, "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah ". (QS. Ali Imran : 110).
Namun sayangnya, kata Kyai Ageng, saat ini umat Islam berada dalam kondisi dan situasi yang lemah serta paling tak berdaya dalam Politik dan Ekonomi. Kondisi ini telah terbukti menyebabkan segala bentuk pemikiran-pemikiran yang merusak menyusup kedalam tubuh umat Islam. “Kehidupan ekonomi berada dalam cengkeraman sistem Kapitalis. Hal inilah yang mengakibatkan kehidupan mereka merosot sampai ke taraf rendah,” tandas Kyai Ageng.
Pandangan Kyai Ageng ini ditanggapi positif oleh Ketua Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu, KGPH Eko Gunarto Putro, SE. Dikatakannya, “Umat Islam saat ini dan ke depan memerlukan penyaluran aspirasi politik yang benar-benar memperjuangkan Islam dalam bentuk partai politik baru. Partai Politik yang ada, bahkan yang selama ini dianggap sebagai Rumah Besar Umat Islam dianggap gagal dalam menjalankan perannya.”
Sebagai tindak lanjut, maka beberapa orangn Ulama, Raja dan Sultan, Tokoh Politik, Budayawan , Pemangku Adat dan Tokoh Pemuda Nusantara telah membentuk Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu. “Insya Allah, kami melakukan silaturrahim kepada seluruh ormas, ulama dan tokoh Islam yang sevisi dan semisi dengan ideologi partai Islam yang Religius, Spiritual dan Nasionalis untuk bersama-sama mempersiapkan Partai Nusantara yang Ideologinya berbasiskan Tasawuf Transformatif dan Budaya Luhur Nusantara.
Kangjeng Eko optimis partai baru itu akan mendapat dukungan dari Umat Islam di seluruh tanah air. “Sudah banyak yang menelepon saya dari berbagai daerah menyatakan dukungannya jika nantinya jadi dibentuk partai Islam baru yang terbuka, sesuai dengan makna Islam Rahmatan Lil 'alamin," kata Kanjeng Eko.
Ketua Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu itupun mengingat, masyarakat mulai kecewa dengan sikap dan tindakan pemerintah yang dinilai kurang profesional dalam mengatasi dampak wabah coronavirus. Apalagi selama ini pun, Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi, Gagal Meroket, Mentok di 5% ?🤦
"Jangankan ekonomi tumbuh 7%, untuk keluar dari rata-rata 5% saja masih sulit sampai sekarang. Karuan saja utang Negara makin membengkak. Februari 2020, Utang Indonesia Tembus Rp 6.376 Triliun," tandasnya.
KGPH Eko Gunarto Putro sangat yakin dengan kekuatan baru Partai Nusantara Bersatu, diantaranya alumni perguruan tinggi se-Indonesia, para Ulama, Raja, Sultan dan Pemangku Adat se Nusantara, para milineal yang sudah melek politik, bahka para simpatisan 212. "Mereka rindu akan keteladanan politisi yang membawa nilai-nilai Islam yang modern tapi mempunyai Kekuatan dan Kecerdasan Spiritual” ujar Kangjeng Eko.
Menurut Kangjeng Eko, masalah umat Islam ada DALAM DIRI mereka sendiri. Mungkin banyak diantara mereka yang RELIGIUS, namun memiliki tingkat SPIRITUALITAS yang rendah. Mereka lebih cenderung untuk mengembangkan aspek RELIGIUSITASNYA yang HAMPA, tanpa ada usaha untuk mencapai tingkat SIPRITUALITAS tertentu. Padahal spritualitas itu SANGAT MENENTUKAN dalam usaha MEMPERBAIKI dan memperkuat KUALITAS DIRI melalui pemahaman-pemahaman spiritual tentang segala sesuatunya.
"Untuk memperbaiki kondisi umat Islam yang mengalami KRISIS SPIRITUAL itulah, Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu mengembangkan METODE DAKWAH PROBLEM SOLVING dengan menjadikan TASAWUF TRANSFORMATIF sebagai landasan Gerak Politiknya," papar Kanjeng Eko yang juga adalah Ketua Persemakmuran Pewaris Nusantara itu.
Menurut Kangjeng Eko, Tasawuf Transformatif sebagai Solusi Problematika Manusia Modern Digagas pertama kali oleh Guru Besar kita, Allahyarham KH. Muhammad Zuhri. Inti relevansinya adalah bagaimana manusia kemudian mampu membangun MEMBANGKITKAN KEKUATAN SPIRITUAL dan KESADARAN DIRI mereka terhadap alam semesta dan saudara manusia mereka.
Kesadaran seperti itu kemudian DIKONTEKSTUALISASIKAN ke dalam dimensi masalah manusia modern. Kontekstualisasi ajaran sufi ini membuat tasawuf transformatif tidak hanya AKTUAL, tapi juga relevan untuk "MEMBEBASKAN" manusia di ZAMAN NOW dari Belitan berbagai MASALAH yang mereka hadapi. Semangat tasawuf yang dibawa oleh Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu sarat dengan tindakan sosial dan aspek komunal.
Insya Allah, Partai Nusantara Bersatu akan berkembang menjadi Gerakan Politik Umat Islam Nusantara yang kuat dan Tangguh serta memiliki pengaruh politik, tidak lain karena Metode Dakwah PROBLEM SOLVING, sehingga punya modal SOSIAL dan BUDAYA yang kuat. Kepercayaan dan loyalitas umat telah diserahkan kepada mereka.
"Praha Politik sekeras apapun di negeri ini, Insya Allah, tidak bisa menggoyah eksistensi mereka. Gerakan Politik Nusantara Bersatu bagaikan pohon yang besar. Akarnya menancap ke dalam jantung hati masyarakat, daunnya meneduhi umat dan buahnya dirasakan bangsa dan Negara. Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin," pungkas Kangjeng Eko. (az)
Komentar
Posting Komentar