Langsung ke konten utama

WABAH CORONA SEBAGAI TURNING POINT MENUJU SISTEM EKONOMI SPIRITUAL 🙏


Jakarta, SKJENIUS.COM. - Masya Allah, Penyebaran virus corona atau Covid-19 di tengah masyarakat turut memukul perekonomian negara Indonesia. Hampir semua sektor perekonomian nasional mengalami perlambatan. Bahkan, ada kekhawatiran virus corona akan menyebabkan krisis ekonomi yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Perekonomian Indonesia bakal amburadul diterjang Wabah yang mencemaskan ini. Ekonomi Melempem & PHK Meraja Lela, Wabah Virus Corona pun Gerogoti Laju IHSG di lantai Bursa.

Padahal sebelum ada wabah coronavirus pun, Presiden Jokowi Tak Mampu merealisasikan janjinya membuat pertumbuhan ekonomi meroket 7%. Justru yang terjadi dalam lima tahun pemerintahannya pertumbuhan ekonomi hanya mentok di kisaran 5 %. Namun, Jokowi Sukses dalam Meningkatkan Utang Negara. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2020 mencapai US$ 407,5 miliar. Dengan menggunakan kurs US$ 1 = Rp 15.500 maka nilainya mencapai Rp 6.316 triliun⁉🤦‍♂️

Seiring dengan itu, kekhawatiran masyarakat juga terdapat pada kesediaan stok pangan. Apalagi menjelang Lebaran nanti. Sentimen negatif masyarakat terhadap kesediaan sembako ini tentu saja perlu segera direspons oleh pemerintah. Di sisi lain, kalaupun sembako tersedia, bagaimana pula dengan daya beli masyarakat yang semakin melemah akibat PSBB. Karena penghasilan pun semakin sulit diperoleh. Pasalnya, UMKM diterjang pandemi Covid-19 sampai 'kembang kempis'.

Bagaimana prediksi ekonomi Indonesia ke depan pasca serangan corona? Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini masih mampu tumbuh sebesar 0,5% serta akan pulih pada 2021. Namun, Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance  Faisal Basri menilai pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada tahun ini berpotensi negatif 2,5% dan tidak serta merta pulih pada tahun depan.

"Prediksi IMF ini konservatif, tidak akan secepat itu recovery 2021. Indonesia amat sulit diprediksi karena penanganan covid-19 tidak karu-karuan," kata Faisal dalam Webinar Katadata bertajuk Ongkos Ekonomi Hadapi Krisis Covid-19, Jumat (24/4).

Namun demikian, sebagai orang Beriman dan Berakal, kita tak perlu khawatir dengan hal tersebut di atas, pasalnya Allah telah berjanji kepada kita dalam Firman-Nya berikut ini:

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah akan menghilangkan bahaya dan memberikan jalan keluar bagi orang yang benar-benar bertakwa pada-Nya. Allah akan mendatangkan padanya berbagai manfaat berupa dimudahkannya rizki. Rizki adalah segala sesuatu yang dapat dinikmati oleh manusia. Rizki yang dimaksud di sini adalah rizki dunia dan rizki akhirat.

Apalagi saat ini kita, Kaum Muslimin dan Muslimat berada dalam bulan Ramadhan yang penuh berkah dan rahmat serta ampunan-Nya. Bahkan Ramadhan adalah bulan Latihan Jiwa (Riyadhatun Nafs) untuk mencapai derajat TAQWA. Jadi, tujuan dari ibadah puasa Ramadan bukan sekadar meraih pahala. Lebih dari itu, puasa merupakan jalan menuju ketakwaan.

Hal ini dijamin Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 183. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagai diwajibkan atas orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa."

Maka, yang terpenting bagi kita adalah menyadari bahwa Wabah Coronavirus ini adalah teguran Allah kepada kita karena selama ini, baik disadari atau tidak, kita telah terperangkap dalam Cengkeraman sistem ekonomi Kapitalis yang berbasiskan riba. Karena itu, marilah kita bertobat dan mohon Petunjuk-Nya agar kita bisa Keluar dari Kemelut Ekonomi dan Keuangan ini. Mari kita jadikan wabah coronavirus ini sebagai Titik Balik (Turning Point) kita menuju Sistem Ekonomi Spiritual yang berbasiskan Budaya Gotong Royong dan Kearifan Tasawuf Transformatif dan Sains Islam Modern di Bumi Nusantara ini.

Jadi, upaya kita bangkit dari keterpurukan dan menyongsong masa depan dengan memperbaiki meningkatkan serta mempertahankan prestasi yang sudah ada, menurut kami terkandung dalam 7 (tujuh) Sapta Dharma Nusantara. Insya Allah dengan menerap Ketujuh Unsur Sapta Dharma Nusantara tersebut kita bisa bangkit dari Keterpurukan. Bahkan lebih baik dari sebelumnya. Adapun Sapta Dharma Nusantara tersebut adalah:

1. Kesadaran Diri
2. Kebangkitan Pribadi
3. Kesadaran Masyarakat
4. Kekuatan Masyarakat
5. Kesadaran Nasional
6. Kebangkitan Nasional
7. Kekuatan Nasional

Insya Allah dalam Tulisan selanjutnya akan kita urai lebih mendalam tentang 7 Dharma Nusantara tersebut di atas. (az).






Komentar

Postingan populer dari blog ini

LURUSKAN NIAT, NIKMATI SUKSES DAN HIDUP SEJAHTERA👍

Aby Zamri * Jakarta, JENIUSLINE.- Saudaraku  ❤  Mungkin Anda termasuk diantara mereka yang ingin meraih  sukses  dan hidup  sejahtera . Namun tak usah Anda kecewa, jika kehidupan ini tak seindah ceramah para ustadz selebritas dan juga tak seglamour cerita sinetron Korea.  Bahkan, Lead Economist for Indonesia dari World Bank Frederico Gil Sander menyebutkan, kondisi perekonomian global yang tak menentu akibat ketegangan perdagangan internasional berimbas pada melambatnya penggerak pertumbuhan domestik Indonesia. Jadi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan kondisi di tahun ini. Dari data kajian Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), pertumbuhannya diperkirakan berada di kisaran 4,85%-5,1%. Meski demikian, angka itu tak mudah diraih. Apalagi kondisi global sedang tak menentu dengan terjadinya perang dagang antara AS-China dan gejolak geopolitik di sejumlah kawasan. Dalam mengh...

PT. CITRA SAMUDERA RAYA : “TERBUKA PELUANG BESAR MENJADI PELAUT INTERNASIONAL”

Jakarta, JENIUSLINE.- Memasuki tahun 2020, Indonesia berpeluang merebut kebutuhan tenaga pelayaran internasional, khususnya kapal penumpang dan perikanan dalam jumlah yang cukup besar bilamana pemerintah memberikan dukungan dengan mendatangkan tenaga pendidik profesional di bidang tersebut.  Saat ini, pekerjaan di dalam negeri terbatas, penggajian juga tidak memadai. Sementara itu, kesempatan bekerja di kapal asing  terbuka lebar  dan penggajian pelaut di luar negeri jauh lebih baik. Karena itu, pemerintah perlu  memfasilitasi  serta memberi kemudahan kepada perusahaan pengerah tenaga kerja pelaut ( Recruitment Crewing Agency )  dan  mendukung   calon ABK yang ingin memperoleh kerja di luar.  Demikian disampaikan Direktur Umum dan Operasional PT. Citra Samudera Raya (CSR), Masrul Chaniago, S.Sos kepada wartawan seputar perlunya kerjasama Pemerintah dan Perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ...