Jakarta, JENIUSLINE.- Meski memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, namun sebagai pelaku usaha event organizer, Sabila Tourism Enterprise tetap wasapada dalam memperhitungkan segala kemungkinan risiko yang kemungkinan akan muncul dalam penyelenggaraan sebuah event. Pasalnya, Ancaman dan Kekacauan dalam sebuah event, kemungkinannya adalah 100%. Perencanaan yang matang adalah kunci untuk menyelamatkan semuanya.
Demikian diungkapkan Sales and Marketing Manager, PT. Sabila Tourism Enterprise, Nita Yuliana, SE kepada JENIUSLINE, selesai menghadiri acara Economic Outlook Bank Mandiri di Ballroom Holiday Inn, Cikarang, Jawa Barat. "Untuk itulah kami bermitra dengan PT. Servindo Gardatama dalam menyediakan Ultimate Security Solutions. Sehingga kami memiliki daya saing yang lebih tinggi diantara perusahaan EO yang ada saat ini," imbuhnya.
Menurut Nita, sebelum memulai suatu perencanaan, Sabila Event senantiasa melihat atau mengadakan suatu riset kecil tentang apa yang akan terjadi bila suatu bencana datang ataupun potensi terbesar yang dapat menggangu jalannya acara tersebut sebelum diputuskan kapan acara tersebut hendak dilaksanakan baik itu event olahraga, konser, pameran, maupun acara lainnya
"Karena itulah, kami selalu mempertimbangkan segala kemungkinan – kemungkinan yang terjadi guna melindungi para calon peserta event, pembicara, pekerja serta segala sesuatu yang berhubungan dengan kelangsungan acara tersebut," paparnya.
Lebih lanjut, Nita Yuliana memaparkan industri even organizer pada tahun 2020 memiliki pertumbuhan sekitar 15% hingga 20%. Pada musim liburan nanti, Sabila Event menargetkan omzet hingga Rp.500 juta rupiah per bulan.
"Industri ini sangat menggiurkan. Pertumbuhannya sangat signifikan, tetapi tanpa dukungan pemerintah kami masih terseok-seok," ucap Sales and Marketing Manager PT. Sabila Tourism Enterprise atau yang dikenal juga dengan Sabila Event itu.
Nita menjelaskan, industri event organizer saat ini masih belum tergarap seluruhnya. Masih banyak acara-acara di daerah yang memiliki potensi untuk digarap. Acara di daerah bukan hanya konser, tetapi acara konser musik, tetapi acara alahraga, pentas seni, hingga festival tradisional daerah dan Invesment Forum dan Expo serta Business Summit di tingkat Kabupaten, Kota dan Provinsi. "Jadi kalau dibilang kesempatan untuk berkembang pasti luas sekali. Masih banyak harta karun yang bisa digali." katanya.
Namun demikian Sales Manager Sabila Event itu, mengeluhkan permasalahan yang datang dari kebijakan perpajakan yang dianggapnya masih terlalu tinggi. Pelaku usaha sudah mengeluarkan pajak penghasilan (PPh) dan pajak penambahan nilai (PPN) dengan jumlah yang cukup tinggi, dan masih harus mengeluarkan PPH pasal 29 yang mencapai 25%.
"Tingginya pajak membuat pelaku usaha kurang kompetitif, dan sering mengenakan biaya jasa yang cukup tinggi kepada pelanggannya," tandasnya.
Nita Yuliana menuturkan hambatan perkembangan EO saat ini, juga berasal dari kurang perhatiannya pemerintah karena sering mengutamakan pelaku usaha EO asing. Bahkan penunjukkan tersebut justru tertuju pada pelaku usaha yang kurang kompeten dalam EO.
"Kami sudah berusaha untuk tingkatkan kompetensi, tetapi kalau kalah tender cuma karena mereka berbahasa inggris itu kan tidak lucu. Kita harapnya nasionalisme itu diawali dari pemerintah," pungkas Nita Yuliana. (az).
Komentar
Posting Komentar