Jakarta, JENIUSLINE.- Belakangannya ini, saya banyak berjumpa dengan orang yang suka mengungkapkan dan mengenang kesuksesan serta kemajuan bisnisnya di masa lalu. Sehinggga mereka lupa mengkaji apa penyebab kebangkrutan yang mereka alami di masa kini. Maka, mereka pun tidak mampu memprediksi prospek bisnis ke depan dan lupa merencanakan bagaimana meningkatkan Kualitas Hidupnya di masa depan.
Padahal, Satu menit yang lalu, merupakan masa lalu yang sudah tercipta. Apalagi satu hari hingga 10 tahun yang lalu. Apa yang sudah kita lakukan? Bercerita tentang kejayaan nenek moyang kita, orang tua, kejayaan saat dulu masih kecil, kejayaan saat pernah berhasil sukses dan maju? Dan cerita-cerita kebanggaan masa lalu lainnya?
Masa lalu bukanlah masa sekarang atau bahkan masa depan. Masa lalu adalah sesuatu yang sudah terlewati, tercipta melalui detik waktu yang perlahan menghilang. Maka masa lalu sama dengan sebuah kenangan yang butuh pintu untuk keluar dan pergi, bukan sesuatu yang pantas untuk terus dibicarakan atau dipegang erat.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr : 1-3).
WAKTU teramat berharga untuk disepelekan, karena tak sesederhana kata yang terucap. Ia diam seribu bahasa, sampai- sampai manusia seringkali tidak menyadari kehadiran dan melupakan nilainya, walaupun segala sesuatu, selain penciptanya, tidak akan mampu melepaskan diri darinya.
Rasulullah SAW mengingatkan umat bahwa : “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
Jadi, marilah pada hari ini kita susun rencana untuk hari esok agar besok lebih baik dari hari ini. Hidup itu harus punya rencana. Rumah tangga, pekerjaan, dan pendidikan, semuanya harus direncanakan. Hidup tanpa rencana pangkal kegagalan!
Sebagaimana Allah mengingatkan kita dalam Firman-NYA: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18).
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi Penataan Kehidupan, terutama dalam menghadapi lingkungan ekternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi yang sudah terjerat paham materialisme ini, perencanaan tidak cukup hanya mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis serta bersumberkan data dan angka belaka, namun harus juga melibatkan Intuisi dan firasat. Rasio Sebagai Pedoman, Rasa Sebagai Acuan.
Dengan demikian, dalam menyusun sebuah rencana haruslah dirumuskan berdasarkan Persenyawaan Nilai-nilai Luhur Budaya Nusantara dengan Kearifan Tasawuf Transformatif dan Sains Islam Modern dan Ilmu Pengetahuan Islam Modern. Atau dengan kata lain, dalam menyusun Rencana Masa Depan itu, kita harus mau dan mampu untuk Mengolaborasikan unsur-unsur Rasionalitas, Spiritualitas, dan Mentalitas.
Last but not least. Man Proposes but God Disposes. manusia berencana, Allah yang menentukan, "menungsa gadhah engkrengan, Gusti Allah ingkang nentokaken." Maka manusia wajib berencana, boleh saja berikhtiar, berusaha memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tetaplah kekuasaan Allah berada di atas segalanya.
Sebagaimana hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur'an: “Dan berencanalah kalian, Allah pun membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana.” (Ali Imran: 54)
Karena itulah, agar tidak terjadi suatu saat kenyataan jadi tak sesuai dengan yang dirancang, maka marilah kita Menyelaraskan Rencana kita Dengan Rencana Allah. Untuk itu, kita harus belajar dari seorang Guru Mursyid yang mumpuni agar mendapat bimbingan Beliau supaya mengerti apa yang menjadi rencana Allah dan rancangan-Nya atas hidup kita.
Bagaimana caranya supaya kita dapat mengerti rencana Allah dalam hidup kita, serta menyelaraskan rancangan kita dengan kehendak Allah? Maka di dalam segala sesuatu kita harus bertanya pada Allah. Dengan mendekatkan diri kepada-Nya serta merenungkan Firman-Nya, Allah akan menunjukkan jalan yang terbaik bagi kita
“Allah memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki”. (QS. Al-Baqarah: 213). (az)
Komentar
Posting Komentar