Jakarta, JENIUSLINE.- Memasuki tahun 2020, Samudera Group sebagai Spritual Enterprise Holding memperkenalkan Paradigma Baru dalam arena Bisnis. “Sebuah Perusahaan yang dikelola oleh seorang Pengusaha Muslim seharusnya tidak sekadar mengejar keuntungan semata. Namun Usaha itu harus memberi Solusi atas berbagai problematika yang dihadapi Umat. Terutama Menjadi Problem Solver bagi masyarakat yang berada di sekitar Perusahaan tersebut.”
Demikian disampaikan Chairman PT. Samudera Biru Line Erdian Widodo Dradjat, ST menjawab pertanyaan wartawan seputar Spiritual Business dan Spiritual Company yang dikembangkan Samudera Group, di Meeting Room Samudera Group, Pejaten Office Park, Jakarta Selatan. “Sudah waktunya kita meninggalkan Pola Bisnis Kapitalis yang semata ingin meraup keuntungan individu. Sehingga tanpa disadari atau tidak, sudah banyak diantara kita yang menjadi binatang ekonomi. Antek Kapitalis yang tega ‘memperbudak’ sesama insan,” imbuhnya.
Chairman PT. Samudera Biru Line Erdian Widodo Dradjat, ST menjelaskan sebagai anak perusahaan yang bergabung dalam Samudera Group Spritual Enterprise Holding tentu saja pihaknya berupaya menjadikan Nilai Luhur Budaya Nusantara yang disenyawakan dengan Kearifan Tasawuf Transformatif dan Manajemen Ilahiyah sebagai basis dalam gerakan bisnisnya.
“Berdayakan Orang Lain, jangan memperdayai masyarakat. Kegiatan bisnis Samudera Group memiliki paradigmanya sendiri. Kini sudah saatnya kita mengubur jargon bisnis kapitalis yang dulu berbunyi ‘The business of business is business’dan menggantikannya dengan paradigma yang lebih memancarkan energi positif,” tandas Erdian.
Menurut Erdian W Dradjat, bisnis harus diarahkan pada pemberdayaan kemanusiaan ke arah tercapainya kesejahteraan masyarakat Nusantara yang berkelanjutan dan langgeng. Sebagai orang yang bergelut dalam ekonomi, kata Erdian dirinya bergaul dengan para pengusaha serta bergulat di lingkaran bisnis selama hampir dua puluh tahun, saya sangat hafal dengan kata-kata yang penuh passion seperti: kompetisi, survival, market leading, monopoli dan seterusnya.
“Selama ini, diakui atau tidak kita telah diperangkap oleh Barat dengan Sistem Ekonomi Kapitalis yang menomor satukan kepentingan para Borjuis pemilik modal. Kita diajarkan untuk mengukur keberhasilan sebuah bisnis langsung dan utamanya dengan kecanggihan industrialisasi yang mampu menghasilkan lompatan dan akumulasi material, walau harus mengeksploitasi sumber Daya Alam seenaknya. Sehingga merusak lingkungan hidup dan bukan mustahil pada akhirnya akan menghancurkan planet tempat manusia menginjakkan kakinya,”papar Chairman PT. Samudera Biru Line.
Karena itu, menurut Erdian Widodo, ucapan Spiritual Business Consultant, Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman, yang mengatakan bahwa kunci sukses Seorang Pebisnis Muslim adalah , “Luruskan Niat, Layani Umat dan Beri Solusi kepada Masyarakat”, terasa ganjil di telinga mahasiswa sekolah bisnis. Apalagi di telinga para pengusaha yang sehari-harinya justru sibuk “memperbudak” buruh dan mengeksploitasi alam serta lingkungan hidup demi kepentingan Bisnisnya.
“Menyadari dampak negatif industrialisasi mulai menyerang dan perbudakan kapitalis makin menjadi-jadi, maka Kyai Ageng Khalifatullah mengajak kita untuk bersedia berpikir ulang dan meluruskan niat dalam berbisnis. Bukankah beberapa dasawarsa paling akhir kita sering dihadapkan pada fakta bahwa makanan yang kita makan tidak layak makan, air yang kita minum tak layak minum, udara tak lagi segar untuk paru paru kita, bahkan sinar matahari tak lagi sehat untuk menghangatkan tubuh,” kata Erdian mengingatkan.
Lebih lanjut Erdian mengingatkan bahwa Bisnis dan industrialisasi berada di balik berbagai bencana yang dihadapi manusia modern hari ini. Sistem Ekonomi Kapitalis bukan hanya berdampak kerusakan alam tapi juga memporak-porandakan Nilai Budaya dan berbagai Kearifan Lokal Nusantara. Karena itulah kita harus meninggalkan Pola Ekonomi Kapitalis dengan membangun Paradigma Bisnis Batin berlandaskan Nilai-nilai Ilahiyah.
“Seluruh jajaran Board of Director Samudera Group tak ada yang ragu bahwa dunia usaha memainkan peran sangat penting dalam transformasi kualitas kemanusiaan dan dalam membentuk masa depan global. Dari deretan institusi sosial, dunia bisnis memiliki pengungkit paling besar. Dunia usaha adalah institusi yang memiliki jaringan global paling baik, sarangnya manusia paling kompeten dan inovatif, organisasi paling rapi dan efisien, disiplin pelayanan paling konsisten, tempat penggemblengan daya juang yang tak kenal surut,” kata Erdian.
Karena itu, kata Chairman PT. Samudera Biru Line, perubahan paradigma bisnis akan secara langsung dan pasti akan mengubah wajah global di kemudian hari. Insya Allah, kita akan menawarkan Paradigma Baru Bisnis Samudera Group ke berbagai forum bisnis global, seoerti World Economic Forum, yang berkewajiban merumuskan paradigma baru bisnis dan menginternalisasikannya untuk menjadi program aksi di kalangan pengusaha.
Bismillahirrahmanirrahim. Marilah kita bersama Meluruskan Niat, Melayani Umat dan Memberi Solusi kepada Masyarakat. Kesemuanya itu berlandaskan keyakinan bahwa “The long-term success of a business will ultimately depend on righteous intentions, effective use of resources for the benefit of the business-served community".
Dengan cara pandang demikian, kata Erdian, maka dunia bisnis merupakan inkubator spirit kemanusiaan dan para Pebisnis Muslim sudah melaksanakan sebagian perannya sebagai Khalifatullah di Bumi Nusantara. Kita harus mulai menyeimbangkan kata-kata kompetisi dengan Gotong Royong, kerja sama, Kemitraan dan kreasi bersama, kata agresif dengan harmoni, kata survival dengan sinergi dan seterusnya.
Alhamdulillah, Erdian melanjutkan, di Sekolah Tinggi Wiraswasta dan berbagai Diklat Kewiswastaan yang disponsori Samudera Group, kita pun sudah mengubah jargon ‘mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan ongkos sekecil-kecilnya’, diganti dengan semboyan yang sesuai Paradigama Ilahiyah :
“Mendayagunkan Potensi Diri Manusia dan Mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber yang dikaruniakan Allah kepada Rakyat Indonesia untuk sebesar-besarnya kesejahteraan bersama”, pungkas Chairman PT. Samudera Biru Line, Erdian Widodo Dradjat, ST. (az).
Komentar
Posting Komentar