Cikarang, JENIUSLINE.- “Sudahkah Shalat, Baca Qur’an, Tahajud, Dhuha, Zikir, Wirid dan Do’a kita setiap hari dapat mengubah kita menjadi orang yang Bertaqwa pada Allah SWT,⁉️” 🤭
Inilah pertanyaan menarik, menggelitik, sekaligus menyentak yang diajukan Ustadz Harun Zen, S.Ag dalam Khutbah Jum’at lalu di Masjid Baiturrahman, Cikarang, Jawa Barat.
Karuan saja, pertanyaan yang menyentak ini langsung menghujam ke Lubuk Hati saya yang paling mendalam. Sehingga berdiri bulu Roma dan gemetarlah seluruh tubuh. Pasalnya, jarang kita mendengar ada Ustadz atau pun ‘Ulama yang bertanya demikian tajam dalam setiap Khutbah Jum’at. Biasanya, para Khatib dalam khutbahnya selalu mengajak umat untuk bertaqwa serta mengutip ayat Suci dari Al-Qur’an, misalnya Surat Al-Hasyr Ayat 18 yang artinya kurang lebih sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,”
Menurut Guru Mursyid kita, Bapak Sesepuh Pengajian Tawakal, Allahyarham H. Permana Sasrarogawa, Taqwa itu beliau definisikan sebagai berikut : “Tunduk, Taat dan Patuh kepada Allah semata yang diwujudkan dengan mengikuti segala petunjuk Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Dalam situasi dan kondisi serta Dimanapun kita Berada.”
Jadi, Bertaqwa merupakan suatu wujud kecintaan kita kepada Allah Azza Wa Jalla yang senantiasa kita lakukan dalam kehidupan sehari- hari dan dimanapun kita berada. Mengingat bahwa dalam setiap hembusan nafas kita selalu ada kehadiran Allah serta pengawasan-Nya, maka Insya Allah kita tidak akan mendekati hal- hal yang berbau maksiat serta Allah telah menjamin bahwa siapapun yang bertaqwa akan memperoleh kemenangan.
Hal ini seperti yang terdapat dalam surat An- Nur, yang artinya “Dan, barang siapa taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, mereka itulah orang- orang yang mendapatkan kemenangan”. (QS. An- Nur: 52).
Seiring dengan hal tersebut di atas, Pembimbing Spiritual kita, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Amal, Allahyarham KH, Abdurrahman Siregar, mengatakan, “Orang yang bertakwa itu tidak pernah merasa fakir (miskin atau merasa kekurangan) sama sekali. Karena itu orang Taqwa tidak akan bangkrut dalam bisnis.”
Bagaimana mungkin kita takut miskin, takut tidak makan sedangkan kita adalah hamba Allah yang tidak hanya Maha Kaya (Al-Ghaniy), tetapi juga Maha Memberi Kekayaan (Al-Mughni)? Bagaimana mungkin kita takut tidak kebagian rezeki sedangkan kita hamba Allah yang bergelar Ar-Razzaq, Sang Pemberi Rezeki yang tak pernah putus? Bagaimana bisa kita merasa ditinggalkan Allah, sedangkan Dia adalah Ar-Rauf (Maha Pengasih) dan Al-Wahhab ( Maha Pemberi karunia kepada seluruh makhluk-Nya).
Bahkan, Guru Mursyid kita itu menegaskan bahwa bagi orang bertakwa, Allah memberi rizki pada mereka dari jalan yang tidak terduga. Rizkinya tidak mungkin diperoleh dengan cara-cara yang haram, juga tidak mungkin rizki mereka dari yang khobits (yang kotor-kotor). Perlu diketahui bahwa orang yang bertakwa tidak mungkin dihalangi dari rizki yang ia butuhkan. Sebagaimana hal tersebut dijanjikan Allah dalam Firman-Nya:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)”
Orang yang bertakwa itu menjalani lika liku kehidupannya dengan tangguh. Ia mengerti jalan mana yang harus dipijak. Ia pun tahu pintu mana yang harus dimasuki. Dalam Al-Quran, pintu-pintu tersebut dibuka selebar-lebarnya, tinggal kita memilih masuk dari pintu bagian mana yang kita inginkan. Setidaknya delapan pintu disediakan Allah bagi kita, para pengumpul rezeki Allah, yaitu.
Pertama, Pintu Jaminan. Ini mengacu pada ayat yang artinya: "Tidak ada satu mahluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah rezekinya" (Q.S. 11:6). Kedua, Pintu Usaha. Ini sesuai firman Allah yang artinya: "Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya" (Q.S. 53:39)
Dengan demikian dari beberapa kutipan ayat suci tersebut di atas dan juga dari penjelasan Guru Mursyid kita, dapatlah kita ketahui beberapa tanda orang takwa itu, antara lain :
- Tunduk hanya kepada Allah;
- Taat Melaksanakan Perintah Allah;
- Patuh dalam menjauhi larangan Allah;
- Punya Rencana untuk Masa Depan;
- Selalu mendapat jalan keluar atau solusi atas berbagai Problema Kehidupan yang dihadapi;
- Memperoleh Rezeki yang tidak disangka;
- Mendapat Kemenangan.
Nah, Sudahkah Kita Bertaqwa Pada-Nya Dimanapun Berada? Sudahkah misalnya ciri-ciri orang yang bertakwa yang disebutkan dalam beberapa ayat tersebut di atas terealisasi dalam diri kita? Semoga menjadi bahan muhasabah kita bersama. (az).
Komentar
Posting Komentar