Jakarta, JENIUSLINE.- Mencipta adalah DNA Masyarakat Nusantara. Nenek Moyang kita, Para Leluhur Nusantara menjadikan Olah Rasa, Olah Cipta dan Olah Karsa Menjadi Pondasi yang kokoh dalam Membangun Kebudayaan yang Luhur dan Peradaban Adhi Luhung. Karena itulah, kita sebagai Pewaris Nusantara harus Mau dan Mampu Mendidik Para Pencipta Lapangan Kerja Untuk Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan di Persada yang terbentang bagai tebaran Zamrud di khatulistiwa ini.
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Persemakmuran Pewaris Nusantara KGPH Eko Gunarto Putro, MDa menjawab pertanyaan wartawan seputar rencana Pendirian Sekolah Tinggi Wiraswasta di Cikarang, Jawa Barat. “Masalah pengangguran dapat menentukan kondisi sosial ekonomi nasional. Masalahnya, hingga saat ini, pertumbuhan ekonomi kita yang hanya 5 % /tahun kurang mampu membuka daya tampung tenaga kerja. Kondisi ini diperparah lagi oleh para pelaksana hubungan industrial yang kurang peka dalam mengejawantakan amanat konstitusi. Karena itulah kita harus memberi solusi atau paling sedikit meminimalisasi melonjaknya angka pengangguran tersebut dengan mendidik para Pencipta Lapangan Kerja,” tambah Kangjeng Eko.
Menurut KGPH Eko Gunarto Putro, Insya Allah, Sekolah Tinggi Wiraswasta merupakan PTS yang dirancang untuk menyelenggarakan Program Studi Kewiraswastaan (Entrepreneur). Sekolah Tinggi Wiraswasta menjawab tantantangan perkembangan kebutuhan masyarakat dengan menciptakan pengusaha muda yang creative, innovative dan Cepat Tanggap terhadap lingkungan bisnis dan lingkungan sosial. “Perkuliahan dirancang tidak hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan tetapi aplikasi langsung dalam berkarya menciptakan lapangan pekerjaan,” katanya.
Kangjeng Eko menjelaskan Program Studi (Prodi) Successful Spiritual Entrepreneurs (SSE) di Sekolah Tinggi Wiraswasta dirumuskan berdasarkan Persenyawaan Kearifan Lokal Nusantara dan Nilai-nilai Spiritual Tasawuf Transformatif yang dipadukan dengan Sains Islam Modern. “Melalui Prodi SSE (Successful Spiritual Entrepreneurs), mahasiswa dipersiapkan menjadi agen perubahan (agent of change) yang dapat memadukan kearifan lokal dan potensi global dalam kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat secara holistik,” Ketum Persemakmuran Pewaris Nusantara itu menjelaskan.
Untuk itu, kata Kangjeng Eko Mahasiswa akan dilatih menjadi seorang entrepreneur dan intrapreneur yang mempunyai wawasan global, serta mampu menerapkan soft skills yang aplikatif dalam menyikapi dunia bisnis yang kompetitif. “Mahasiswa Sekolah Tinggi Wiraswasta dibekali dengan berbagai mata kuliah yang terbagi dalam tiga tahapan utama praktik kweirausahaan,” katanya.
Lebih lanjut Kanjeng Eko menguraikan tentang Praktik Kewiraswastaan atau kewirausahaan itu sebagai berikut :
Praktik Kewirausahaan 1: Pengembangan karakter wirausaha dan pengetahuan dasar manajerial. Pada tahapan ini dilakukan penguatan karakter mahasiswa sebagai calon wirausahan muda dan diberikan pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu manajerial. Bagaimana mengelola suatu usaha dan mulai menyusun proposal untuk perencanaan bisnis.
Praktik Kewirausahaan 2: Pengembangan perilaku kewirausahaan dan Pemikiran inovatif. Fokus tahapan adalah pengembangan pemikiran kreatif dan innovative mahasiswa untuk memulai suatu bisnis dan mahasiswa dibimbing untuk membentuk usaha pada salah satu dari lima bidang usaha yang meliputi usaha Creative Culinary, Digital Art, Edupreneur, Fashion and Innovation dan Healthcare Entrepreneurship.
Praktik Kewirausahaan 3: Start-up Business dan Pengembangan Bisnis. Pada tahap ketiga ini mahasiswa mulai mengoperasikan bisnis yang sudah dikembangkan pada tahapan sebelumnya. Dalam menjalankan bisnis mahasiswa berada di bawah bimbingan dan pengawasan langsung praktisi pada bidang yang diminati mahasiswa.
“Bismillah. Sekolah Tinggi Wiraswasta mengarahkan mahasiswa agar memiliki karakter wirausaha muda yang kompeten dalam bidang manajerial perusahaan, professional dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis. Untuk itu, Perkuliahan ditunjang dengan penyediaan workspace bagi mahasiswa untuk membangun suasana kerja sejak dini,” pungkas Ketum Persemakmuran Pewaris Nusantara KGPH Eko Gunarto Putro. (az)
Komentar
Posting Komentar