Jakarta, JENIUSLINE.- Everything in life is timing, we must be in sync with GOD’s timing! God's timing is perfect and if your plans can synchronize with His, yours will be successful.
Demikianlah, Nasehat Utama dari Guru Mursyid kita, Allahyarham Doctor (HC) Bagindo Muchtar yang Beliau sampaikan saat menjelaskan Hakekat Ilmu Gerak Qudratullah yang mengantarkan Beliau mendapat gelar Doctor Honoris Causa of Philoshopy dari sebuah Universitàs terkemuka di Prancis, 12 Juni 1971.
Manusia, menurut Doctor Bagindo Muchtar tidak memiliki kemampuan berkehendak semau-maunya. Karena, ia sudah DIBATASI oleh desain penciptaannya. Badannya kecil, ototnya tidak seberapa, jangkauan pandangan dan pendengarannya terbatas, kekuatan organ tubuhnya juga ringkih, bahkan kemampuan otak yang dibangga-banggakan itu pun banyak mengalami distorsi. Jadi, mau berkehendak bebas macam apa sih manusia ini ⁉️
Paling-paling, Anda hanya bisa memilih antara segelas kopi dan segelas air bening. Atau, tambahkanlah sejauh perbendaharaan bahasa Anda tentang jenis makanan dan minuman, mulai dari dawet, bajigur, es teller, es cendol, teh panas, sampanye sampai yogurt dan seterusnya. Semakin Anda berusaha menyebut daftar menu itu akan semakin tampak keterbatasan Anda. Hhehe.., ternyata hanya 'segitu saja' kehendaknya..!
Jadi, ternyata, kita, Manusia TIDAK BISA berkehendak secara bebas. Yang bisa dia lakukan hanyalah MEMILIH dari apa yang sudah ada di sekitarnya. Bahkan, hanya dari yang dia KETAHUI saja. Tak lebih. Apa yang disebut 'kebebasan' itu ternyata secara natural sudah terbatasi dengan sendirinya oleh desain kemanusiaan kita. Saya suka dengan ungkapan ini: You can do every thing under My Rules..!
Karena itulah Guru Mursyid kita menekankan pentingnya kita selalu berusaha untuk manunggal (menyatu) dalam Rencana-Nya. Kita harus Bergerak mengikuti Qudrat dan Iradat-Nya. Kita harus sadar sepenuhnya bahwa Qudrat dan Iradat Allah itu mengendalikan semua kejadian. Manusia hanya berencana, Allah yang menentukan. Jangan sekalipun berpikir dalam pikiranmu bahwa kesuksesan yang dicapai adalah semata-mata hasil perjuangan sendiri, tanpa ikut campur Allah. Seperti pemikiran kaum sekuler yang mengajarkan urusan keduniaan tanpa ada Allah.
Qudrat (Kuasa) adalah sifat pasti ada pada dzat Alllah yang mungkin dengan kekuasaan-Nya, Dia berkehendak mewujudkan atau meniadakan segala sesuatu. Kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Kekuasaan-Nya meliputi terhadap segala sesuatu. Dia kuasa untuk mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya atau Dia juga kuasa untuk meniadakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya.
Sudah menjadi hal yang pasti bahwa kekuasaan Allah berbeda dengan kekuasaan manusia yang mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Kekuasan Allah tidak ada yang bisa menghalangi-Nya. Jika Allah telah berkehendak melakukan atau tidak melakukan sesuatu, maka tidak ada suatu pun makhluk yang bisa mencegah-Nya atau memberi saran kepada-Nya.
Iradat (Berkehendak) adalah Sifat Ma’ani yang artinya Allah berdiri dengan dzat-Nya dan menentukan sesuatu dengan kemungkinan-Nya. Dalam arti lain bahwa Allah mungkin (boleh atau tidak boleh) berkehendak untuk bertindak atau menentukan segala sesuatu sesuai keinginan-Nya. Allah memiliki kehendak yang sangat luas.
Dia mungkin berkendak memberikan kekayaan kepada orang yang Dia kehendaki dan Dia bisa pula mencabut kekayaannya. Dia mungkin berkehendak memberi kemuliaan kepada orang yang Dia kehendaki dan pula Dia mungkin mencabut kemuliaannya. Di tangan Allah segala kehendak. Allah maha kuasa atas segala sesuatau yang Dia kehendaki, tidak seorangpun yang mampu menahan kehendak-Nya. Dan segala yang terjadi di dunia berjalan sesuai dengan keinginan dan kehendak Allah.
” Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun (jadilah)”, maka jadilah ia.” (an-Nahl: 40).
Maka, Marilah kita Bergerak bersama Allah. Selaraskan langkah dan arah hidup kita kepada Tujuan dan maksud-maksud Allah. Oleh karena kuasa (Qudrat) dan keinginan (Iradat) Allah yang menentukan, maka kita perlu baharui MINDSET kita, supaya cara hidup dan pola pikir kita selaras dengan nilai-nilai Ilahiyah. Ketika Allah hadir, maka di situ pasti akan terjadi MUKJIZAT, ma'unnah, kesembuhan, dan berkah, perbaikan ekonomi, kelimpahan keuangan dan KEHIDUPAN yang Indah. (az).
Komentar
Posting Komentar