Langsung ke konten utama

10 PENYEBAB BANYAKNYA ORANG MENGANGGUR



Cikarang, JENIUSLINE.- Kenapa di Negeri yang kaya raya dan tanahnya subur dengan kekayaan alam yang melimpah ini, ternyata menurut laporan BPS masih ada 7,05 Juta Orang Pengangguran per Agustus 2019. Bahkan, 737.000 orang diantara mereka adalah lulusan universitas dengan rentang pendidikan S1 hingga S3.

Demikian terungkap dalam perbincangan wartawan dengan Ketua umum Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA), Masrul Chaniago, S.Sos dalam acara sarapan pagi di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. : "Tentu sangat mengejutkan dan memprihatinkan, saat diketahui cukup banyak lulusan sarjana turut menyumbangkan angka pengangguran di Indonesia," imbuhnya.

Menurut Masrul, yang juga adalah Direktur Utama PT. Servindo Gardatama itu, dirinya sangat risau menemui kenyataan banyaknya sarjana ekonomi yang menjadikan beban ekonomi. Padahal mereka telah mendapatkan pendidikan di Perguruan Tinggi, entah apa penyebabnya? "Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada kata pengangguran, apalagi pengangguran bagi orang berpendidikan tinggi dan yang mempunya gelar sarjana," katanya.

Ditegaskannya, masa kuliah 4 atau 5 tahun bahkan sampai dengan 7 tahun seperti terbuang sia-sia. Bahkan miris jika mengingat biaya kuliah puluhan juta dari orang tua bahkan ada yang sampai ratusan juta menjadi tidak berarti apapun. "Karena itulah pengangguran menjadi masalah tersendiri bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf yang harus diselesaikan segera. Adanya pengangguran akan menyebabkan produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya," kata Ketum Gerakan Anti Nganggur Nusantara itu.

Karena itulah, GANTARA bertanya-tanya apakah ekonomi Indonesia benar-benar menjadi lebih baik dan pasar kerja sedang mencari, atau apakah pemerintah memaksakan optimisme pada orang-orang dengan memproyeksikan sisi cerah penyerapan tenaga kerja.

Berikut ini, Ketum GANTARA yang juga adalah Pengusaha Penyalur Tenaga Kerja itu, menguraikan 10 penyebab pengangguran di Indonesia yang menjadi beberapa alasan utama:

1. Tidak Mengikutsertakan Allah dalam Proses Mendapatkan Pekerjaan;
2. Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja;
3. Tidak Punya Ilmu dan Keterampilan Wiraswasta;
4. Tidak mau Menggali Potensi diri, sehingga kurang Memaksimalkan Talenta atau ‘Skill’
5. Keterampilan pemohon tidak memenuhi kriteria;
6. Kemajuan Teknologi yang mengarah ke Robotisasi Industri;
7. PHK;
8. Harapan Terlalu Tinggi, tidak Selaras dengan Kemampuan dan Keterampilan;
9. Kemiskinan;
10. Malas.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, menurut Masrul Chaniago, Solusi Utama dalam Mengatasi Pengangguran adalah Membenahi Sistem Pendidikan di Perguruan Tinggi. Sehingga Kualitas Pendidikan Indonesia harus ditingkatkan dan dikembangkan. Pemerintah harus terus membenahi dan mengawasi sistem pendidikan di Sekolah Lanjutan Atas dan Perguruan Tinggi serta berupaya menerapkan cara-cara baru untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan Menciptakan Lapangan Pekerjaan.

"Seiring dengan itu, Pemerintah perlu segera memberikan Pendidikan dan Pelatihan serta bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewiraswastaan kepada para penganggur, berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh sebagai UKM yang mandiri dan andal bersaing di bidangnya," pungkas Ketum Gerakan Anti Nganggur Nusantara itu. (az).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA : “TERBUKA PELUANG BESAR MENJADI PELAUT INTERNASIONAL”

Jakarta, JENIUSLINE.- Memasuki tahun 2020, Indonesia berpeluang merebut kebutuhan tenaga pelayaran internasional, khususnya kapal penumpang dan perikanan dalam jumlah yang cukup besar bilamana pemerintah memberikan dukungan dengan mendatangkan tenaga pendidik profesional di bidang tersebut.  Saat ini, pekerjaan di dalam negeri terbatas, penggajian juga tidak memadai. Sementara itu, kesempatan bekerja di kapal asing  terbuka lebar  dan penggajian pelaut di luar negeri jauh lebih baik. Karena itu, pemerintah perlu  memfasilitasi  serta memberi kemudahan kepada perusahaan pengerah tenaga kerja pelaut ( Recruitment Crewing Agency )  dan  mendukung   calon ABK yang ingin memperoleh kerja di luar.  Demikian disampaikan Direktur Umum dan Operasional PT. Citra Samudera Raya (CSR), Masrul Chaniago, S.Sos kepada wartawan seputar perlunya kerjasama Pemerintah dan Perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ...

LURUSKAN NIAT, NIKMATI SUKSES DAN HIDUP SEJAHTERA👍

Aby Zamri * Jakarta, JENIUSLINE.- Saudaraku  ❤  Mungkin Anda termasuk diantara mereka yang ingin meraih  sukses  dan hidup  sejahtera . Namun tak usah Anda kecewa, jika kehidupan ini tak seindah ceramah para ustadz selebritas dan juga tak seglamour cerita sinetron Korea.  Bahkan, Lead Economist for Indonesia dari World Bank Frederico Gil Sander menyebutkan, kondisi perekonomian global yang tak menentu akibat ketegangan perdagangan internasional berimbas pada melambatnya penggerak pertumbuhan domestik Indonesia. Jadi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan kondisi di tahun ini. Dari data kajian Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), pertumbuhannya diperkirakan berada di kisaran 4,85%-5,1%. Meski demikian, angka itu tak mudah diraih. Apalagi kondisi global sedang tak menentu dengan terjadinya perang dagang antara AS-China dan gejolak geopolitik di sejumlah kawasan. Dalam mengh...

VIRUS CORONA DAN TANGGUNG JAWAB PARTAI POLITIK, DIPERTANYAKAN⁉️🤭

Cikarang, SKJENIUS.COM.-  Sistem Ekonomi yang berada dalam Cengkeraman Kapitalis dan bergelimang Riba , ternyata  sangat rentan  dihantam badai pandemi covid-19. Belum lagi, Utang Luar Negeri yang makin membengkak sampai Rp 6.376 Triliun membuat perekonomian Indonesia semakin sulit bergerak. Seiring dengan itu, Jebakan Utang  (debt trap)  Cina Sosialis pun, sangat gencar menancapkan kukunya di Bumi Nusantara. Sedangkan, Kebijakan Pemerintah nampaknya Belum berpihak kepada kaum Buruh dan Masyarakat Adat, kesemuanya itu, tentu saja semakin melemahkan posisi Umat dalam Politik dan Ekonomi.  Demikian terungkap dalam Diskusi Bertajuk  “Virus Politik di Balik Corona”  yang diselenggarakan Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu (PNB) di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat.  “Karuan, Kesenjangan Sosial makin Melebar. Apalagi dampak hantaman Badai Pandemi Corona telah membuat Ekonomi Makin Merosot, PHK di mana-mana, pengangguran makin m...