Langsung ke konten utama

SEORANG PELAUT, HARUS SIAP “MENARI DI ATAS GELOMBANG DAN BADAI”


Jakarta, JENIUSLINE.- Dunia internasional mencatat sampai 2020 dunia masih kekurangan pelaut hingga 37.000 orang. Penyebabnya, warga negara maju seperti Amerika dan di Eropa enggan menjadi pelaut. Ini kesempatan dan peluang emas bagi bangsa Indonesia, khususnya lembaga diklat kepelautan di Tanah Air. Masih banyak kebutuhan perwira pelaut profesional sampai ABK biasa di dunia, termasuk yang berasal dari Indonesia.

Demikian disampaikan Chairman PT. Servindo Gardatama kepada Wartawan di Kantornya, Pejaten Office Park, Jakarta Selatan. Besar peluang lulusan sekolah pelaut Indonesia untuk ikut mengisi kebutuhan pelaut dunia. Selain itu, bagi para lulusan SMA pun terbuka peluang menjadi ABK setelah mengikuti Pelatihan Dasar Kepelautan selama tiga bulan. 


“Saat ini, kami sedang negosiasi kontrak dengan beberapa Perusahaan Kapal Ikan Korea. Mereka Membutuhkan ABK sekitar 7000 orang per tahun. Menjadi pelaut khususnya ABK di atas kapal Korea Selatan menjadi profesi yang cukup menjanjikan. Gaji dan kesejahteraan lebih dibanding rata-rata,” katanya.

Namun demikian, Masrul mengingatkan, Hidup sebagai Pelaut, Harus Siap "Menari di Atas Gelombang dan Badai". Mereka harus belajar untuk berlayar di atas ombak yang menggelora di tengah terjangan angin kencang. Karena itu, hanya pelaut yang profesional, gigih dan pantang menyerah yang akan sukses

"Hidup di laut penuh risiko. Karena itu, diperlukan kekuatan fisik, mental dan spiritual. Apalagi jika bekerja di atas kapal ikan orang Korea yang dikenal temperamental itu. Namun perlu disadari bahwa dibalik risiko itu ada rezeki. Maka semakin tinggi risiko yang diambil, semakin tinggi gaji yang diterima," tegasnya. 


Seiring dengan itu, untuk jaman modern saat ini dan tumbuh pesatnya industri perkapalan, seorang pelaut harus banyak memiliki sertifikat, sesuai bidang dan posisi yang akan diambilnya untuk bekerja di kapal. Seorang pelaut harus siap melupakan daratan. Kita harus membebaskan diri kita dari harapan laut akan tenang.

“Sampai kini, ada empat besar negara penyuplai pelaut adalah Filipina, India, Cina, dan Indonesia. Lalu Kazakstan, negara pecahan Uni Soviet. Serta ada sedikit dari Yunani yang juga memasok kebutuhan pelaut dunia,” katanya.

Menurut Chairman PT. Servindo GARDATAMA itu, selain Amerika Serikat (AS) dan Eropa, beberapa negara yang masih membutuhkan pasokan pelaut di dunia adalah Jepang dan Korea Selatan.  

“Pertanyaannya sekarang, mampukah pelaut Indonesia menerobos pangsa pasar yang besar itu?” pungkas Masrul.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA : “TERBUKA PELUANG BESAR MENJADI PELAUT INTERNASIONAL”

Jakarta, JENIUSLINE.- Memasuki tahun 2020, Indonesia berpeluang merebut kebutuhan tenaga pelayaran internasional, khususnya kapal penumpang dan perikanan dalam jumlah yang cukup besar bilamana pemerintah memberikan dukungan dengan mendatangkan tenaga pendidik profesional di bidang tersebut.  Saat ini, pekerjaan di dalam negeri terbatas, penggajian juga tidak memadai. Sementara itu, kesempatan bekerja di kapal asing  terbuka lebar  dan penggajian pelaut di luar negeri jauh lebih baik. Karena itu, pemerintah perlu  memfasilitasi  serta memberi kemudahan kepada perusahaan pengerah tenaga kerja pelaut ( Recruitment Crewing Agency )  dan  mendukung   calon ABK yang ingin memperoleh kerja di luar.  Demikian disampaikan Direktur Umum dan Operasional PT. Citra Samudera Raya (CSR), Masrul Chaniago, S.Sos kepada wartawan seputar perlunya kerjasama Pemerintah dan Perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ...

LURUSKAN NIAT, NIKMATI SUKSES DAN HIDUP SEJAHTERA👍

Aby Zamri * Jakarta, JENIUSLINE.- Saudaraku  ❤  Mungkin Anda termasuk diantara mereka yang ingin meraih  sukses  dan hidup  sejahtera . Namun tak usah Anda kecewa, jika kehidupan ini tak seindah ceramah para ustadz selebritas dan juga tak seglamour cerita sinetron Korea.  Bahkan, Lead Economist for Indonesia dari World Bank Frederico Gil Sander menyebutkan, kondisi perekonomian global yang tak menentu akibat ketegangan perdagangan internasional berimbas pada melambatnya penggerak pertumbuhan domestik Indonesia. Jadi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan kondisi di tahun ini. Dari data kajian Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), pertumbuhannya diperkirakan berada di kisaran 4,85%-5,1%. Meski demikian, angka itu tak mudah diraih. Apalagi kondisi global sedang tak menentu dengan terjadinya perang dagang antara AS-China dan gejolak geopolitik di sejumlah kawasan. Dalam mengh...

VIRUS CORONA DAN TANGGUNG JAWAB PARTAI POLITIK, DIPERTANYAKAN⁉️🤭

Cikarang, SKJENIUS.COM.-  Sistem Ekonomi yang berada dalam Cengkeraman Kapitalis dan bergelimang Riba , ternyata  sangat rentan  dihantam badai pandemi covid-19. Belum lagi, Utang Luar Negeri yang makin membengkak sampai Rp 6.376 Triliun membuat perekonomian Indonesia semakin sulit bergerak. Seiring dengan itu, Jebakan Utang  (debt trap)  Cina Sosialis pun, sangat gencar menancapkan kukunya di Bumi Nusantara. Sedangkan, Kebijakan Pemerintah nampaknya Belum berpihak kepada kaum Buruh dan Masyarakat Adat, kesemuanya itu, tentu saja semakin melemahkan posisi Umat dalam Politik dan Ekonomi.  Demikian terungkap dalam Diskusi Bertajuk  “Virus Politik di Balik Corona”  yang diselenggarakan Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu (PNB) di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat.  “Karuan, Kesenjangan Sosial makin Melebar. Apalagi dampak hantaman Badai Pandemi Corona telah membuat Ekonomi Makin Merosot, PHK di mana-mana, pengangguran makin m...