SEKOLAH TINGGI ILMU WIRASWASTA NUSANTARA MEMPERSIAPKAN LULUSAN SARJANA MENJADI PENCIPTA LAPANGAN PEKERJAAN
Jakarta, JENIUSLINE,- Memasuki Tahun 2020 masalah ketenagakerjaan jadi salah satu isu hangat yang perlu dicarikan solusinya dengan serius oleh pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Angka pengangguran, jumlah lapangan kerja, hingga rumor masuknya tenaga kerja asing kerap jadi topik menarik dalam pemberitaan media massa dan sosmed. Realitanya saat ini, tercatat 7,05 juta orang penganggur di negeri yang kaya raya ini.
Demikian disampaikan Ketua Umum Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA), Masrul Chaniago, S.Sos kepada wartawan seputar refleksi akhir tahun di bidang ketenagakerjaan, di kantornya, Pejaten Office Park, Jakarta Selatan. “Mengurangi pengangguran adalah janji Jokowi-Ma’ruf ketika kampanye sebagai calon presiden dan calon wakil presiden dalam berkompetisi di Pilpres 2019 lalu,” imbuhnya.
Menurut Ketum GANTARA itu, Pertumbuhan Ekonomi RI Terus Melambat, Entah Kapan akan Bangkit. Berdasarkan laporan BPS Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 melambat dibanding kuartal II 2019 sebesar 5,05% maupun periode yang sama tahun lalu sebesar 5,17%. Sementara itu, perekonomian global masih diliputi ketidakpastian seiring perang dagang antara Kapitalis Amerika dan Cina Komunis yang masih berlangsung dan kondisi geopolitik yang memanas.
“Hal ini berdampak pada perekonomian sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia. Walaupun ekonomi masih tumbuh, namun di balik angka tersebut ternyata jumlah lapangan pekerjaan yang dihasilkan tidak seimbang. Kemampuan perekonomian menciptakan lapangan kerja masih lemah," kata Masrul Chaniago.
Ketum GANTARA itu mengingatkan, jika tingginya jumlah penganguran menjadi salah satu pertanda lemahnya ekonomi dari suatu negara maka menciptakan lapangan kerja sebenarnya hanya solusi jangka pendek saja.“Sesungguhnya yang benar-benar dibutuhkan untuk mengatasi pengangguran adalah pendidikan dan pelatihan serta dorongan berwirausaha dari pemerintah,” tegasnya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kata Masrul, Gerakan Anti Nganggur Nusantara telah mengembangkan Program Pendidikan dan Pelatihan Anti Nganggur setingkat SLTA dalam bentuk Sekolah Alam Minangkabau dan Program Pendidikan untuk Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta (STIW) Nusantara dalam Mempersiapkan Lulusan Sarjana Menjadi Pencipta Lapangan Pekerjaaan.
“Insya Allah, satu sumbangsih para lulusan sarjana tamatan Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta Nusantara, nantinya adalah menciptakan lapangan pekerjaan. Sehingga para lulusan sarjana dapat mempraktekkan atau mengimplementasikan apa yang telah diperoleh di perkuliahan dalam lapangan kehidupan,” tambah Masrul.
Ditegaskan Ketum GANTARA itu, dengan terciptanya sebuah lapangan pekerjaan baru oleh para lulusan sarjana yang menjadi pengusaha atau entrepreneur, walaupun usahanya dalam skala kecil atau menengah, mereka mempunyai potensi untuk jangka panjang lebih baik dibandingkan mereka yang langsung memulai besar akan tetapi tidak bisa menjalaninya.
“Semoga Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta Nusantara dapat Memproduksi Sarjana Pencipta Lapangan Kerja. Di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, sudah tidak zamannya lagi mahasiswa setelah menjadi sarjana bercita-cita mencari kerja,” kata Masrul.
Masrul menjelaskan Meski pendidikan dan pengembangan SDM di era 4.0 semua capaian pembelajaran sesuai prodinya masing-masing, namun mental pencari kerja harus dibuang. Sudah saatnya para sarjana kita diarahkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan karena saat ini era serba siber dan potensi digital sangat membuka kran-kran lapangan pekerjaan.
“Kampus sebagai pabrik pencetak sarjana harus mengambil langkah cerdas dan strategis. Permenristekdikti no.32 Tahun 2016 tentang Akreditasi Prodi dan PT mewajibkan seluruh program studi dan perguruan tinggi harus terakreditasi. Dalam konteks ini, mutu perguruan tinggi sangat mempengaruhi kualitas lulusannya. Sudah seharusnya kampus mendongkrak kualitas pendidikannya untuk meminimalkan pengangguran terdidik,”pungkas Ketum GANTARA itu.
Pengangguranbadalah sumber daya yang belum tergarap
BalasHapus