Jakarta, JENIUSLINE. - Dalam Upaya mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, meningkatkan efisiensi, meminimalisir risiko bisnis serta memperkuat struktur permodalan, maka seluruh perusahaan yang selama ini membangun kolaborasi bisnis di dalam wadah Samudera Group, dimotori oleh PT. Mutiara Samudera berencana menjadikan Samudera Group menjadi Induk Perusahaan (Holding Company).
Demikian diungkapkan oleh Direktur Safety Corporation and Risk Analysis, PT. Mutiara Samudera Biru, Kyai Ageng Khalifahtullah Malikaz Zaman kepada wartawan di kantornya, Pejaten Office Park, Jakarta Selatan. "Untuk itu, kami telah membahas dan merumuskan mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membentuk induk usaha (holding company) dengan nama PT. Samudera Group itu," tambah Kyai Ageng.
Saat ini, lanjut Kyai Ageng, pihaknya masih menunggu hasil kajian konsultan bisnis dan keuangan sebagai pelengkap kajian internal yang telah dibuat sebelumnya. "Hasil kajian tersebut akan dibahas dalam rapat terbatas, yang setelah disetujui bersama akan segera dibawa ke Notaris Khairul Aswin, SH untuk dibuatkan Akte Pendirian PT. Samudera Group," tegasnya.
Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman, menjelaskan nantinya PT. Samudera Group sebagai Holding Company berfungsi sebagai perusahaan induk yang berperan merencanakan, mengkoordinasikan, mengkonsolidasikan, mengembangkan, serta mengendalikan dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk anak perusahaan dan juga afiliasi-afiliasinya.
Holding company atau perusahaan induk berperan sebagai pemegang saham dalam beberapa perusahaan anak (subsidiary company), dengan tujuan agar meningkatkan kinerja perusahaan dan memungkinkan terciptanya nilai pasar perusahaan (market value creration).
Seiring dengan itu, perusahaan induk juga harus memperhatikan sistem pengendalian manajemen (management Control System). Dalam hal ini, holding company melakukan proses perencanaan, pengukuran, pemantauan, pengendalian, dan auditing yang transparan dan memiliki akuntabilitas.
Namun demikian, kata Kyai Ageng, secara hukum, proses operasional holding company dengan anak perusahaan dilakukan secara terpisah. Dengan begitu, jika suatu anak perusahaan mengalami kegagalan maka hal ini dapat ditutupi dengan keberhasilan anak perusahaan lainnya. Namun, secara keseluruhan perusahaan induk memiliki tanggung jawab terhadap anak perusahaannya.
Menurut Kyai Ageng, Perusahaan induk memiliki lima peran dasar dalam menciptakan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable company) :
1. Pengendali. Perusahaan induk akan menambah value melalui kegiatan akuisisi dan divestasi dengan memilih sektor bisnis yang akan dimasuki atau ditinggalkan, menetapkan pasar, tingkat risiko dan memilih manajemen yang baik.
2. Pelatih. Untuk menambah nilai korporasi, perusahaan induk mengarahkan pada perbaikan melalui pusat pelatihan, transfer keterampilan antar anak perusahaan atau melalui perencanaan strategis.
3. Pemimpin Orkestra. Perusahaan induk memainkan peran selayaknya pemimpin orkestra yang mengatur dan mengintegrasikan bagian sistem bisnis atau rantai nilai.
4. Ahli Bedah. Perusahaan induk sebagai ahli bedah bertugas memperbaiki unit bisnis yang sakit.
5. Arsitek. Peran perusahaan induk sebagaimana seorang arsitek yang merancang dan membuat gambaran menggunakan skala penciptaan nilai untuk membangun sebuah perusahaan.
Kyai Ageng meyakini pembentukan holding Samudera Group nantinya akan meningkatkan performa perusahaan-perusahaan milik pengusaha muslim itu, antara lain PT. Mutiara Samudera Biru, PT. Samudera Biru Line, PT. Citra Samudera Raya, PT Servindo Gardatama. PT. Srikandi Hikmah Nusantara dan PT. Surat Kabar JENIUS .
"Jadi, pembentukan holding bertujuan untuk membuat Samudera Group besar, kuat, dan lincah sehingga Samudera Group bisa melayani dan memberi Solusi kepada masyarakat lebih baik. Peningkatan daya saing Indonesia sekarang kan terkait efisiensi, informasi teknologi (IT) dan kolaborasi bisnis," pungkas Kyai Ageng. (az).
Komentar
Posting Komentar