Jakarta, JENIUSLINE. - Mengapa sampai ada 7,05 juta orang menganggur di Bumi Nusantara yang kaya raya ⁉️🤭 Ini sebuah pertanyaan yang sedang menjadi Trending Topik di masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf saat ini. Jawabannya tentu beragam dan multitafsir. Para pemegang jabatan kunci di pemerintahan dan para ahli ekonomi menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi belum mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk menyerap seluruh calon tenaga kerja, yang setiap tahun jumlahnya cenderung meningkat.
Sedangkan, kawan-kawan di kalangan LSM punya alasan lain, tak kunjung selesainya masalah pengangguran, merupakan kegagalan program-program pemerintah lewat berbagai Departemen Tenaga Kerja, Departemen Sosial, Kementrian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Sementara itu, Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA) mengungkapkan 7 (Tujuh) penyebab pengangguran di Indonesia yang menjadi beberapa alasan utama:
- Ketimpangan antara jumlah angkatan tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia;
- Perkembangan teknologi, membuat banyak perusahaan hanya membutuhkan beberapa pekerja karena posisinya telah diganti dengan hadirnya teknologi terbaru seperti robot;
- Minimnya Keterampilan para pencari Kerja;
- Masyarakat belum memiliki perilaku dan mental sebagai entrepreneur;
- Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penganggur berasal dari orang-orang yang hidup di bawah kemiskinan.
- Pemutusan Hubungan Kerja bisa dibilang suatu hal yang paling ditakuti karyawan swasta, karena jika kontrak kerja habis atau adanya pengurangan karyawan mereka kena PHK;
- Persaingan Pasar Global. Saat ini di Indonesia sudah ada banyak perusahaan asing yang didirikan, namun mereka lebih memilih menggunakan tenaga kerja dari negara lain dibandingkan tenaga kerja dari Indonesia.
Sebenarnya, pemerintah sudah melakukan banyak cara untuk mengatasi pengangguran. Seperti diperbanyaknya pelatihan pekerjaan dan lain sebagainya. Namun untuk mengurangi pengangguran tentu saja harus ada pada kesadaran dari diri sendiri. Pasalnya, meskipun seseorang memiliki pengalaman dan keterampilan yang baik, jika dia malas dan tidak kreatif maka tentu saja akan sulit bagi mereka untuk bekerja.
Jadi, banyaknya pengangguran juga disebab oleh orang itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai usaha mengurangi pengangguran seharusnya Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf lebih Serius, Terstruktur, Sitematis dan Massive dalam memberikan Pendidikan dan Pelatihan Kewiraswastaan kepada masyarakat luas, terutama kepada mereka yang tercatat belum punya pekerjaan. Sehingga pada akhirnya mereka bisa menjadi wiraswastawan pencipta lapangan kerja bagi dirinya dan masyarakat di sekitarnya.
Masalah pengangguran bagi Indonesia bersifat sangat kompleks sehingga memerlukan pemecahan yang serius, arif dan terencana secara konseptual. Karena itu diharapakan dalam proses pemecahannya harus dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen/potensi negara yang meliputi; Pemerintah, Dunia Usaha, Asosiasi Dunia Perbankan, serta Masyarakat Umum.
Karena itulah, Pemerintah harus mendukung serta memfasilitasi berbagai pihak yang sedang berjuang untuk mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru. Dukungan itu, terutama dalam hal perijinan dan pendanaan. (az).
Komentar
Posting Komentar