Jakarta, JENIUSLINE.- Sebagai seorang Pebisnis, kita tak bisa melepaskan tanggung jawab sosial kita sebagai Muslim terhadap masyarakat di sekitar tempat kita berusaha. Karena itulah, kita harus meluruskan niat agar dalam berbisnis, bukan sekadar mengejar keuntungan materi untuk diri sendiri, namun lebih luas lagi. Bisnis Harus Jadi Solusi Atas Masalah yang Dihadapi masyarakat.
Demikian disampaikan oleh Direktur Safety Corporation and Risk Analysis PT. Citra Samudera Raya, Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman menjawab pertanyaan wartawan seputar Arah Bisnis Perusahaan Pelayaran itu dalam kepemimpinan manajemen baru setelah diakuisisi oleh Samudera Group dibawah kepemimpinan KGPH Eko Gunarto Putro.
“Untuk itu, manajemen baru menyadari sepenuhnya Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan,” tambahnya.
Menurut Kyai Ageng, menciptakan startup atau mengelola bisnis apa pun, sesungguhnya adalah soal penyelesaian masalah. Karena itu, seorang pengusaha Muslim haruslah menjadi pemecah masalah (Problem Solver), bukan hanya dalam bisnis yang dikelolanya. Namun harus mampu memberikan solusi yang terbaik yang siap untuk menyelesaikan kebutuhan pelanggan mereka secara efektif dan juga masyarakat di sekitar mereka.
“Faktanya, PT. Citra Samudera Raya, berupaya agar setiap bisnis yang dilakoni adalah solusi untuk masalah pelanggan - tidak ada masalah, tidak ada bisnis. Masalah adalah bagian sehari-hari dari kegiatan bisnis kami. Karena itu kami Terus membangun kebersamaan, gotong royong dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan solusi terbaik atas setiap masalah yang dihadapi,” ujar Kyai Ageng.
Bahkan, kata Direktur Safety Corporation and Risk Analysis PT. Citra Samudera Raya itu, pihaknya pun berupaya memberi Solusi kepada pihak bank dan Leasing yang memberi perusahaannya kredit dalam mengatasi Kredit Macet dari nasabah bank dan Leasing tersebut. “Jadi kiat sukses PT. Citra Samudera Raya agar bisnis kami bisa bertahan dan mendapatkan keuntungan adalah dengan menjadi solusi dari permasalahan yang kerap dihadapi masyarakat. Dari situ, akhirnya membuat orang lain mau menggunakan produk atau jasa yang kami tawarkan,” tegas Kyai Ageng Khalifatullah.
Seiring dengan itu, kata Kyai Ageng sebagia sebuah Spiritual Company tentu saja PT. Citra Samudera Raya tentu saja pihak manajemen baru berusaha agar penerapan nilai-nilai spiritual di dalam perusahaan dapat terlaksana dengan baik. “Penerapan nilai spiritual tidak hanya dilakukan dalam proses kerjanya, melainkan bersifat global di internal perusahaan, baik garis komando maupun garis koordinasi,” tambahnya.
Kyai Ageng menegaskan para pemimpin perusahaan dan karyawan pelaku menyadari bahwa nilai-nilai spiritual akan memberikan dampak positif terhadap hasil kerja. Hal demikian dikarenakan orang-orang yang memiliki spiritual tinggi lebih menyadari terhadap tanggungjawabnya, sehingga ia akan lebih termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik.
Kyai Ageng lebih lanjut menjelaskan apa yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual dan pengembangan sumber daya manusia di perusahaan pelayaran tersebut, yaitu;
- Menerapkan aturan yang bernilai spiritual;
- I’tikaf Transformatif tiap 100 hari;
- Memberikan Training and Spiritual Motivation;
- Reward spiritual;
- Pengkajian Tasawuf Transfirmatif tiap Sabtu malam minggu;
- Khataman Qur’an tiap Kamis malam Jum’at;
- Santunan Yatim, Dhu’afa dan Santri tidak mampu.
Beberapa point di atas, kata Kyai Ageng hanya beberapa upaya, sebenarnya masih banyak lagi upaya yang bisa dilakukan perusahaan dalam rangka mewujudkan PT. Citra Samudera Raya sebagai spiritual company.
“Contoh dari penerapan nilai spiritual dalam perusahaan adalah himbauan untuk berwudlu sebelum bekerja, mengerjakan sholat dhuha sebelum bekerja, berkata yang positif, memberikan spiritual motivation, memberikan penghargaan naik haji dan umrah bagi karyawan yang berprestasi, dan lain sebagainya,” pungkas Kyai Ageng. (az).
Komentar
Posting Komentar