PENTINGNYA TIME VALUE OF MONEY DALAM MANAJEMEN KEUANGAN SPIRITUAL
Jakarta,JENIUSNET.- Saudaraku ❤ SADARKAH Anda, bahwa UANG Rp.1 Juta, yang Anda miliki setahun lalu, tidak sama lagi nilai atau daya belinya pada hari ini. Dan besar kemungkinan uang Rp.1 Juta yang Anda punyai hari ini akan semakin rendah nilainya setahun yang akan datang. Artinya, ada kecenderungan NILAI RUPIAH terus MEROSOT dari Tahun ke Tahun. Karena itulah, sebagai Pebisnis kita harus paham betul tentang "Time Value of Money".
Time Value of Money (TVM) atau nilai uang atas waktu adalah konsep bahwa Sejuta Rupiah sekarang nilainya lebih berharga daripada Sejuta Rupiah di masa yang akan datang. Uang itu, berbeda nilainya karena potensi kapasitas penghasilannya. Prinsip inti keuangan ini menyatakan bahwa asalkan uang dapat menghasilkan laba, berapa pun jumlah uang akan bernilai lebih, jika semakin cepat diterima.
Hal tersebut terjadi karena adanya faktor inflasi (kenaikan biaya), Pergerakan Ekonomi Global, Iklim Politik , pertumbuhan ekonomi nasional dan berkurangnya nilai sebuah uang. Karena itulah Konsep time value of money (TVM) atau nilai uang atas waktu banyak digunakan dalam manajemen keuangan perusahaan (corporate finance) dan konsep perencanaan keuangan (personal financial planning).
Setidaknya ada tiga hal yang perlu Anda ketahui dalam konsep nilai uang atas waktu yaitu:
1. Nilai Uang Sekarang (Present Value);
2. Nilai Uang yang Akan Datang (Future Value);
3. Cicilan atau Pembayaran Bertahap (Payment)
Konsep manajemen keuangan tentang nilai waktu uang secara sederhana bisa dilihat dari hal berikut ini:
Jika kita diminta memilih untuk menerima Rp 10 juta saat ini, ataukah Rp 10 juta satu tahun yang akan datang, maka kebanyakan kita memilih untuk menerima saat ini. Hal sebaliknya akan berlaku bila kita harus MEMBAYAR atau mengeluarkan uang.
Jadi, konsep time value of money (TVM) ini sebenarnya sangat sederhana sekali, namun dalam implementasi dan pengembangannya mampu melahirkan banyak produk investasi dan sekaligus strategi investasi.
Menurut Ikhwan mauluddin, alumni UIN Ar-Raniry, jurusan Ekonomi Islam, menulis di Kompas bahwa Islam mengakui adanya nilai waktu uang dalam aktivitas perekonomian atau transaksi keuangan yang dikontrakkan. Pengakuan ini dapat dibuktikan berdasarkan dalil-dalil dari al-Qur’an, hadis dan pernyataan para fuqaha berkaitan dengan kebolehan kontrak murabahah.(Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati).
Dalam kontrak murabahah, penjual menetapkan harga yang lebih tinggi secara tangguh dibandingkan harga tunai. Alasan penetapan kenaikan harga dalam kontrak murabahah yang dikemukakan oleh para fuqaha adalah faktor tangguh (al-‘ajal). Alasan ini menunjukkan bahwa fuqaha memperhatikan pengaruh dimensi waktu al-‘ajal (tangguh) atas harga barang.
Namun demikian, dengan adanya time value of money ini, maka hal penting yang perlu kita SADARI adalah KECERMATAN dalam memprediksi Pasar, Pergerakan Bisnis, Iklim Politik dan pertumbuhan ekonomi Global dan Nasional. Sehingga kita bisa membelanjakan uang dengan tepat. Untuk itu, pintar saja tidak cukup, kita perlu kejernihan hati kita dalam mengolah suatu keadaan.
Menahan Uang, Membelanjakan atau Investasi, memerlukan perhitungan yang akurat lahir batin. Kecerdasan Intelektual saja tidak cukup, kita perlu INTUISI dalam mengambil keputusan Bisnis. Di satu sisi kita paham betul bahwa investasi merupakan kewajiban untuk membangun keuangan yang lebih baik. Dengan berinvestasi, kita dapat melipatgandakan uang yang sudah kita miliki untuk mengejar impian masa depan.
Di sisi lain investasi juga menjadi momok yang membingungkan, membosankan bahkan menakutkan. Jika kita SALAH menanam uang, bukannya Tumbuh dan berbuah, malah bisa hilang lenyap tak tentu rimbanya. Namun jika uang kita Tahan, jelas uang Sejuta Rupiah hari ini tidak sama lagi daya belinya pada tahun depan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas perlunya kita mengembangkan INTUISI, seiring dengan kecerdasan Intelektual. Sebagian besar pemilik bisnis yang sukses mengandalkan Intuisi dalam mengambil keputusan. Intuisi adalah data besar bagi tubuh Anda. Ini adalah hasil dari algoritma tubuh Anda sendiri yang memproses jutaan titik data yang mengelilingi Anda setiap hari. Itulah sebabnya lebih dari 40% CEO mengatakan mereka masih membuat keputusan berdasarkan intuisi, meskipun memiliki akses ke data empiris.
Jangan salah, data dan analitik membawa banyak hal ke meja bisnis. Tetapi ada keseimbangan yang harus dicapai antara menaruh kepercayaan yang buta terhadap laporan yang dihasilkan komputer dan belajar untuk mendengarkan kekayaan informasi yang disampaikan melalui firasat batin Anda. (az).
Jakarta,JENIUSNET.- Saudaraku ❤ SADARKAH Anda, bahwa UANG Rp.1 Juta, yang Anda miliki setahun lalu, tidak sama lagi nilai atau daya belinya pada hari ini. Dan besar kemungkinan uang Rp.1 Juta yang Anda punyai hari ini akan semakin rendah nilainya setahun yang akan datang. Artinya, ada kecenderungan NILAI RUPIAH terus MEROSOT dari Tahun ke Tahun. Karena itulah, sebagai Pebisnis kita harus paham betul tentang "Time Value of Money".
Time Value of Money (TVM) atau nilai uang atas waktu adalah konsep bahwa Sejuta Rupiah sekarang nilainya lebih berharga daripada Sejuta Rupiah di masa yang akan datang. Uang itu, berbeda nilainya karena potensi kapasitas penghasilannya. Prinsip inti keuangan ini menyatakan bahwa asalkan uang dapat menghasilkan laba, berapa pun jumlah uang akan bernilai lebih, jika semakin cepat diterima.
Hal tersebut terjadi karena adanya faktor inflasi (kenaikan biaya), Pergerakan Ekonomi Global, Iklim Politik , pertumbuhan ekonomi nasional dan berkurangnya nilai sebuah uang. Karena itulah Konsep time value of money (TVM) atau nilai uang atas waktu banyak digunakan dalam manajemen keuangan perusahaan (corporate finance) dan konsep perencanaan keuangan (personal financial planning).
Setidaknya ada tiga hal yang perlu Anda ketahui dalam konsep nilai uang atas waktu yaitu:
1. Nilai Uang Sekarang (Present Value);
2. Nilai Uang yang Akan Datang (Future Value);
3. Cicilan atau Pembayaran Bertahap (Payment)
Konsep manajemen keuangan tentang nilai waktu uang secara sederhana bisa dilihat dari hal berikut ini:
Jika kita diminta memilih untuk menerima Rp 10 juta saat ini, ataukah Rp 10 juta satu tahun yang akan datang, maka kebanyakan kita memilih untuk menerima saat ini. Hal sebaliknya akan berlaku bila kita harus MEMBAYAR atau mengeluarkan uang.
Jadi, konsep time value of money (TVM) ini sebenarnya sangat sederhana sekali, namun dalam implementasi dan pengembangannya mampu melahirkan banyak produk investasi dan sekaligus strategi investasi.
Menurut Ikhwan mauluddin, alumni UIN Ar-Raniry, jurusan Ekonomi Islam, menulis di Kompas bahwa Islam mengakui adanya nilai waktu uang dalam aktivitas perekonomian atau transaksi keuangan yang dikontrakkan. Pengakuan ini dapat dibuktikan berdasarkan dalil-dalil dari al-Qur’an, hadis dan pernyataan para fuqaha berkaitan dengan kebolehan kontrak murabahah.(Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati).
Dalam kontrak murabahah, penjual menetapkan harga yang lebih tinggi secara tangguh dibandingkan harga tunai. Alasan penetapan kenaikan harga dalam kontrak murabahah yang dikemukakan oleh para fuqaha adalah faktor tangguh (al-‘ajal). Alasan ini menunjukkan bahwa fuqaha memperhatikan pengaruh dimensi waktu al-‘ajal (tangguh) atas harga barang.
Namun demikian, dengan adanya time value of money ini, maka hal penting yang perlu kita SADARI adalah KECERMATAN dalam memprediksi Pasar, Pergerakan Bisnis, Iklim Politik dan pertumbuhan ekonomi Global dan Nasional. Sehingga kita bisa membelanjakan uang dengan tepat. Untuk itu, pintar saja tidak cukup, kita perlu kejernihan hati kita dalam mengolah suatu keadaan.
Menahan Uang, Membelanjakan atau Investasi, memerlukan perhitungan yang akurat lahir batin. Kecerdasan Intelektual saja tidak cukup, kita perlu INTUISI dalam mengambil keputusan Bisnis. Di satu sisi kita paham betul bahwa investasi merupakan kewajiban untuk membangun keuangan yang lebih baik. Dengan berinvestasi, kita dapat melipatgandakan uang yang sudah kita miliki untuk mengejar impian masa depan.
Di sisi lain investasi juga menjadi momok yang membingungkan, membosankan bahkan menakutkan. Jika kita SALAH menanam uang, bukannya Tumbuh dan berbuah, malah bisa hilang lenyap tak tentu rimbanya. Namun jika uang kita Tahan, jelas uang Sejuta Rupiah hari ini tidak sama lagi daya belinya pada tahun depan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas perlunya kita mengembangkan INTUISI, seiring dengan kecerdasan Intelektual. Sebagian besar pemilik bisnis yang sukses mengandalkan Intuisi dalam mengambil keputusan. Intuisi adalah data besar bagi tubuh Anda. Ini adalah hasil dari algoritma tubuh Anda sendiri yang memproses jutaan titik data yang mengelilingi Anda setiap hari. Itulah sebabnya lebih dari 40% CEO mengatakan mereka masih membuat keputusan berdasarkan intuisi, meskipun memiliki akses ke data empiris.
Jangan salah, data dan analitik membawa banyak hal ke meja bisnis. Tetapi ada keseimbangan yang harus dicapai antara menaruh kepercayaan yang buta terhadap laporan yang dihasilkan komputer dan belajar untuk mendengarkan kekayaan informasi yang disampaikan melalui firasat batin Anda. (az).
Komentar
Posting Komentar